Kalangan tenaga medis dan masyarakat awam masih bertanya-tanya
tentang bagaimana sih cara kerja pengobatan Bekam sehingga mampu menjadi sarana
kesembuhan bagi penyakit yang dideritanya. Bagaimana suatu teknik yang demikian
‘sederhana’, ‘praktis’, dan relative ‘sepele’ kog bisa mengatasi berbagai
penyakit yang bahkan oleh para dokter dikatakan sudah tidak dapat disembuhkan.
Di tengah rasa ketakjuban bagi yang sudah merasakan manfaatnya
dan rasa ‘permusuhan’ atau antipati mereka-mereka yang ‘menolak’ pengobatan
sunnah nabi ini, kami ketengahkan cara kerja bekam menurut modern medicine yang
bersumber dari buku Sembuh Dengan Satu Titik karya dr. Wadda` Amani Umar.
Dr Wadda menjelaskan bahwa menurut kedokteran tradisional, di
bawah kulit, otot, maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai
sifat istimewa. Antara poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan
membujur dan melintang membentuk jarring-jaring atau jala. Jala ini dapat
disamakan dengan meridian atau habl. Dengan adanya jala ini, maka terdapat
hubungan yang erat antara bagian dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri
tubuh dan bagian kanan tubuh, antara organ-organ tubuh dengan jaringan bawah
kulit, antara organ yang satu dengan organ lainnya, antara organ dengan tangan
dan kaki, antara organ padat dengan organ berongga, dan lain sebagainya,
sehingga membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi
secara serentak.
Kelainan yang terjadi pada satu poin ini dapat ditularkan dan mempengaruhi poin lainnya. Juga sebaliknya, pengobatan pada satu poin akan menyembuhkan poin lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa seseorang yang sakit matanya tidak perlu dibekam pada matanya, namun dapat dibekam didaerah kepala atau sekitar tengkuknya. Atau seseorang yang mengalami gangguan pada pencernaannya dapat terlihat gambaran penyakit di lidahnya. Sehingga untuk mengobati pencernaannya dapat dibekam pada titik poin pencernaan atau lidahnya, dan sebaliknya untuk mengobati penyakit pada lidah dapat dibekam di poin saluran pencernaannya.
Kelainan yang terjadi pada satu poin ini dapat ditularkan dan mempengaruhi poin lainnya. Juga sebaliknya, pengobatan pada satu poin akan menyembuhkan poin lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa seseorang yang sakit matanya tidak perlu dibekam pada matanya, namun dapat dibekam didaerah kepala atau sekitar tengkuknya. Atau seseorang yang mengalami gangguan pada pencernaannya dapat terlihat gambaran penyakit di lidahnya. Sehingga untuk mengobati pencernaannya dapat dibekam pada titik poin pencernaan atau lidahnya, dan sebaliknya untuk mengobati penyakit pada lidah dapat dibekam di poin saluran pencernaannya.
Penelitian terbaru di dunia kedokteran modern ternyata menemukan
bahwa poin-poin itu adalah merupakan poin istimewa ‘motor points’ pada
perlekatan neuromuskular yang mengandung banyak mitokondria, kaya pembuluh
darah, mengandung tinggi mioglobin, sebagian besar selnya menggunakan
metabolisme oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell mast, kelenjar limfe,
kapiler, venula, bundle dan pleksus saraf, serta ujung saraf akhir, dibanding
dengan daerah yang bukan poin istimewa.
Para peneliti membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman
pada satu pon, maka kulit(kutis), jaringan bawah kulit(sub kutis) fascia dan
otonya akan terjadi kerusakan dari mas cell dan lain-lain. Akibat kerusakan ini
akan dilepaskan beberapa zat seperti serotonin, histamin, bradikinin, slow
reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat
inilah yang menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction
pada daerah yang dibekam.dilatasi kapiler juga dapat terjadi ditempat yang jauh
dari tempat pembekaman.
Reaksi-reaksi itu menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi
pembuluh darah yang memicu timbulnya efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang
kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara
stabil. Fakta terpenting dari proses pembekaman pada poin istimewa – poin
istimewa adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta
releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan
terbentuknya ACTH, corticotrophin, dan corticosteroid. Corticosteroid ini
mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.
Pada proses pembekaman pada poin istimewa pun didapati munculnya
golongan histamine. Golongan histamine mempunyai manfaat dalam proses reparasi
(perbaikan) sel dan jaringan yang rusak, serta memacu pembentukan reticulo
endothelial cell, yang akan meninggikan daya resistensi (daya tahan) dan
imunitas (kekebalan) tubuh.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pembekaman di kulit akan
menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang dilanjutkan pada cornu posterior
medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spino thalamicus
kea rah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian
rangsangan lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju motor
neuron dan menimbulan reflek intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi
pembuluh darah kulit, dan peningkatan kerja jantung.
Efek pembekaman masih terus berjalan sampai ke sistem endokrin
pada sistem sentral melalui hypothalamus dan pituitary. Dua kelenjar penting
ini terangsang sehinga menghasilkan ACTH, TSH, FSH-LH, dan ADM. Kemudian pada
sistem perifer langsung berefek pada organ untuk menghasilkan hormone-hormon
insulin, thyroxin, adrenalin, corticotrophin, estrogen, progesterone,
testosterone. Hormone-hormon inilah yang bekerja di tempat jauh dari
pembekaman.
At last, demikianlah penjelasan cara kerja bekam secara medis
modern. Semoga memantapkan hati kita untuk mempelajari serta menggunakan terapi
bekam dalam kehidupan sehari-hari kita. Kita jadikan bekam sebagai referensi
utama pengobatan di atas bentuk teknik pengobatan lainnya. Utamanya bagi kita
yang beragama islam, pengobatan bekam adalah tuntutan konsekuensi iman kita
kepada rasul dan malaikatNya. Kog bisa begitu? Iya, sebab pengobatan bekam
merupakan pengobatan yang direkomendasikan kepada nabi melalui malaikatNya.
Rasulullah saw bersabda, ““Aku tidak berjalan dihadapan sekelompok malaikat pun
pada malam ketika aku diisro` kan, kecuali mereka berkata, ‘wahai Muhammad,
perintahlah umatmu agar berbekam!” (Shohibu `l jami` :5671)”. So, masihkah kita
ragu akan teknik pengobatan yang barokah ini?
0 Response to "Cara Kerja Bekam Menurut Medis "
Post a Comment