Cara Mudah Satasi Hipertensi Daging Kambing Ternyata Obat Darah tinggi

Cara mudah atasi hipertensi
DAGING KAMBING TERNYATA OBAT DARAH TINGGI

                Sampai saat ini, bisa jadi masih banyak diantara kita yang masih bertanya-tanya; Apa benar daging kambing berbahaya bagi penderita hipertensi?. Tidak sedikit pula kita jumpai penderita hipertensi yang biasanya bereaksi teriak, menolak, atau bahkan benar-benar marah ketika kita menawarkan menu dari daging kambing. Sepertinya sangat tidak fair bila stigma kebencian dan ketakutan terhadap kambing tidak didasari fakta dan penelitian yang memadai. Lebih celaka lagi, jika ternyata kita hanya dipengaruhi oleh pihak tertentu yang ingin membangun kebencian terhadap kambing dan merusak keimanan kaum muslim. Mungkin Ini dikarenakan kambing merupakan binatang yang bersih, dimuliakan diantara binatang lainnya, menjadi menu utama dan juga merupakan binatang yang ‘akrab’ dengan para nabi dan rasul karena menjadi gembalaan mereka.
                Oleh sebab itu betapa pentingnya kita mengkaji hubungan kambing dengan penuh kearifan. Betapa banyak saudara-saudara kita yang tiba-tiba begitu anti terhadap kambing padahal daging kambing mempunyai nilai, gizi dan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan manusia, serta menjadi menu istimewa para nabi dan rasul. Rasulullah saw sendiri senantiasa memberikan bubur daging kambing kepada para sahabat yang tengah sakit. Jadi, bila Rasulullah saja mengandalkan kambing bagi sahabat yang sakit, apalagi ketika sedang sehat.
                Dr  muhammad Ali yang bertugas di RS Persahabatan dan juga sebagai pengasuh Rumah Sehat Afiat Cinere memaparkan, “ Tidak masalah daging kambing dikonsumsi penderita hipertensi. Mungkin yang dikhawatirkan adalah bumbunya yang terlalu banyak kandungan garamnya. Selama makan kambing tidak dengan garam yang berlebihan ya malah manfaatnya besar. Daging kambing lebih baik dari sapi, dan menghantarkan sifat panas. Untuk itu ada baiknya mengkonsumsi daging kambing diimbangi dengan makanan yang menghantarkan dingin seperti timun, bawang merah yang bermanfaat menekan laju kolesterol”.  Senada dengan dr M. Ali Toha, dosen Fakultas Kedokteran UnPad Bandung- Afif Amrullah, M.Kes menyatakan asupan garam natrium yang tinggi bisa terjadi  pada penggunaan garam dapur atau zat pengawet makanan (natrium benzoate, natrium siklamat dll). Jadi, kendati seseorang sudah bebas dari rasa asin tapi masih mengkonsumsi mie, pemanis buatan berarti masih mengkonsumsi garam natrium yang  berpotensi meningkatkan tekanan darah.

Lebih memahami hipertensi
                Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana tekanan dalam arteri meningkat secara kronik. Tekanan darah yang selalu tinggi dalam arteri adalah salah satu faktor resiko yang merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik. Menurut WHO batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 130/ 85 mm Hg. Sedangkan dari tinjauan medis, Afif Amir Amrullah, SKp. M.Kes menjelaskan bahwa seseorang dinyatakan menderita Hipertensi manakala tekanan darah sistole diatas 140  mm Hg dan tekanan darah diastol di atas 90 mm Hg. Hipertensi diklasifikasikan sebagai berikut:
Sistolik
(fase darah yang sedang dipompa oleh jantung)
Kategori
Diastolik
(fase darah yang kembali ke jantung)
Kategori
< 140
Normal
90-104
Hipertensi ringan
140-159
Hipertensi sistolik
105-114
Hipertensi sedang
> 160
Hipertensi sistolik
> 115
Hipertensi berat
               
Ternyata Bukan Salah Kambing
                Dr. Adnil Basha, SJP melalui makalahnya yang berjudul ”Hipertensi: Faktor Risiko dan Penatalaksanaannya” menjelaskan bahwa dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8 – 18,6 % penduduk yang berusia 20 tahun adalah penderita hipertensi.  Menurutnya, hipertensi bisa mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalistas).  
                Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua:
1.  Hipertensi Essensial/ Primer. Penyebab jenis ini  masih belum dapat diketahui. Sekitar 90%  penderita hipertensi menderita jenis ini.
2.  Hipertensi Sekunder. Penyebab jenis ini dapat diketahui, antara lain kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelanjar tiroid, atau penyakit kelenjar adrenal.
                Faktor penyebab  terjadinya hipertensi adalah sebagai berikut:
1.  Obesitas (kegemukan). Telah terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi dengan obesitas lebih tinggi dari pada penderita hipertensi dengan berat badan normal.
2.  Stress. Peningkatan aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas) diduga dapat mengakibatkan meningkatnya tekanan darah secara intermitten (tidak menentu)
3.  Faktor keturunan (genetik)
4.  Faktor Gender. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita. Biasanya dapat pula dipengaruhi faktor psikologis, misalnya lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan atau pengangguran. Sedangkan pada wanita, biasanya lebih karena perilaku yang tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan),  depresi dan rendahnya status pekerjaan.
5.  Usia. Semakin bertambahnya usia, semakin besar pula kemungkinan seseorang menderita hipertensi.
6.  Asupan garam. Melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah yang akan diikuti oleh peningkatan eksresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi essensial mekanisme inilah yang terganggu.
7.  Gaya hidup yang kurang sehat. Kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol dan kurang olah raga dapat mempengaruhi peningkaratan tekanan darah.


Dari uraian tersebut, kambing sama sekali tidak disebut  sebagai suatu risiko, tapi justru penggunaan garam berlebihlah yang mampu memacu tekanan darah.

Related Posts :

0 Response to "Cara Mudah Satasi Hipertensi Daging Kambing Ternyata Obat Darah tinggi"

Post a Comment

Total Pageviews

1,267